Kota Jayapura – Sebentang sinar harapan bagi masa depan anak-anak yang putus sekolah di Papua kini semakin terang berkat inisiatif yang mulia dari Operasi Rasaka Cartenz. Di Rumah Belajar Graha Youtefa, Distrik Heram, telah dihidupkan kembali kegiatan belajar yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak yang tidak lagi mendapatkan akses ke pendidikan formal.
Pada Senin (09/06) pagi, personel Subsatgas Si Ipar Polresta Jayapura Kota, Bripda Ifanny dan Bripda Fiqri, telah memberikan kontribusi nyata dengan mengajarkan materi dasar seperti calistung – membaca, menulis, dan berhitung, serta menggelar aktivitas kreatif seperti mewarnai yang bertujuan untuk membangkitkan motivasi belajar anak-anak.
Lewat pendekatan yang humanis dan menyenangkan, para personel Subsatgas menciptakan suasana pembelajaran yang bebas dari tekanan namun tetap penuh semangat. Melalui intervensi pedagogis yang dirancang khusus untuk anak-anak terpinggirkan, upaya-upaya untuk mewujudkan pendidikan inklusif di Papua kian nyata.
Kasubsatgas Si Ipar, AKP Lalang, menyatakan bahwa sejak program pendidikan anak putus sekolah di Papua ini dimulai, perkembangan yang ada pada anak-anak sangat mencolok. “Kemajuan yang ditunjukkan anak-anak sangat luar biasa. Dulu banyak yang belum mengenal huruf atau angka, tapi sekarang sudah ada yang mampu membaca kalimat pendek dan menghitung secara mandiri. Ini adalah bukti bahwa dengan perhatian dan metode yang tepat, mereka mampu berkembang pesat,” pemaparan AKP Lalang memperlihatkan hasil yang berarti.
Lebih lanjut, AKP Lalang menyampaikan bahwa peran dari Subsatgas Si Ipar tidak sekedar mengajar. Mereka hadir sebagai pendukung moral dan sosial bagi anak-anak yang dahulunya kurang mendapat perhatian. “Kami ingin menjadi bagian dari perubahan dalam hidup mereka. Memberikan ruang belajar, memberikan motivasi, dan menjadi sahabat yang mendorong mereka untuk tidak menyerah pada keadaan,” ungkapnya.
Menyasar bukan hanya pada pengurangan angka buta huruf, AKP Lalang berbicara mengenai visi yang lebih besar di balik program ini, yaitu memberikan peluang bagi anak-anak tersebut untuk memiliki masa depan yang cerah. “Anak-anak ini memiliki potensi yang luar biasa jika diberikan kesempatan. Dengan bimbingan yang berkelanjutan, saya yakin mereka bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan mampu bersaing di masa depan,” tutup AKP Lalang dengan penuh optimisme.
Melalui program literasi anak Papua yang dijalankan di Rumah Belajar inovatif Heram, aksi-aksi seperti ini membawa perubahan signifikan bagi anak-anak marginal di Papua. Inisiatif seperti Operasi Rasaka Cartenz menjadi bukti nyata dari pemberdayaan untuk anak-anak yang tidak sekolah, sehingga mereka dapat meraih motivasi belajar dan, akhirnya, menerangi masa depannya sendiri.