Site icon polwanterkini.com

Kapolri Perintahkan Jajaran Kawal Demo 11 April dengan Humanis

Kapolri Listyo Sigit Prabowo memerintahkan seluruh jajaran kepolisian yang akan mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa

Kapolri Listyo Sigit Prabowo memerintahkan seluruh jajaran kepolisian yang akan mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa

Jakarta – Kapolri Listyo Sigit Prabowo memerintahkan seluruh jajaran kepolisian yang akan mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa pada Senin (11/4) untuk melakukan pengawalan dan pengamanan secara pendekatan humanis.

Jenderal bintang empat itu juga mengingatkan kepada seluruh anggota dan mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasi untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan.

“Polri memberikan dan menjamin bahwa setiap warga negara dapat menyampaikan aspirasinya atau memberikan ruang bagi demokrasi. Oleh karena itu, pendekatan humanis harus terus dilakukan untuk melindungi demonstrasi,” kata Sigit kepada wartawan di Jakarta, Minggu (10/4).

Arahan tersebut dikeluarkan langsung oleh Kapolri dalam acara video conference dengan Mabes Polri, Polres dan Polri di seluruh jajaran Polri. Dalam video conference, mantan Kabareskrim Polri mengatakan Polri berkomitmen menegakkan HAM dan nilai-nilai demokrasi di Indonesia.

Kapolri melanjutkan, Polri tunduk pada UUD 1945 dan undang-undang tentang kebebasan berpendapat dan berekspresi, yang merupakan bagian dari hak asasi manusia dan oleh karena itu dilindungi secara umum.

Namun, ia juga menegaskan bahwa polisi akan tetap menjalankan tugasnya untuk memberikan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Untuk itu, Sigit berharap, kegiatan para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi itu dapat menghormati dan menjunjung tinggi kesucian dan kekhidmatan umat Islam yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

“Sebab itu, humanis harus terus dilaksanakan. Apalagi, karena saat ini bulan Ramadhan, kesucian dan kekhusyukan bagi umat Islam yang sedang menjalani puasa tetap harus kami perhatikan,” ujar Sigit.

Untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif, aman dan damai selama demonstrasi Ramadhan, Sigit juga meminta polisi dan peserta operasional untuk bersama-sama mengantisipasi kehadiran penumpang selundupan atau oknum yang mencoba mengikuti demonstrasi.

Menurut dia, dengan adanya antisipasi penumpang gelap dari pihak kepolisian dan peserta aksi, maka aspirasi yang disampaikan bisa berjalan dan tersalurkan dengan baik tanpa adanya noise atau sumbatan komunikasi.

Karena menurutnya, dengan tidak adanya gangguan atau noise tersebut, ia yakin keinginan yang diungkapkan mahasiswa dan masyarakat akan diterima dengan baik dan ditindaklanjuti oleh para pemangku kebijakan.

Sebagai seorang intelektual, Sigit juga percaya
bahwa, mahasiswa juga tidak mau dan ingin tindakannya disusupi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

“Sehingga penyampaian pesan ini betul-betul tersampaikan dengan jernih tidak ada noise. Dengan begitu, para pengambil keputusan, pemangku kebijakan, mendengarkan dengan jelas, kemudian segera bisa ditindaklanjuti pesan tersebut tanpa terganggu oleh noise-noise tersebut. Ini tentunya menjadi tanggung jawab kita bersama,” papar Sigit.

Sigit juga menegaskan, polisi akan menindak tegas siapa saja yang memanfaatkan aksi unjuk rasa untuk kepentingan minoritas.

Mantan Kapolda Banten itu menginstruksikan tim untuk menegakkan hukum terhadap kelompok yang melancarkan aksi anarkis tersebut tidak hanya di tempat, tetapi juga di tingkat tertinggi untuk mengusut tuntas.

“Karena Polri ingin gerakan mahasiswa betul-betul berjalan aman, tertib dan aspirasinya tersampaikan,” kata Sigit.

Di akhir arahannya, Sigit menghimbau kepada semua pihak, termasuk polisi dan mahasiswa yang bertugas, untuk menyampaikan keinginannya untuk tertib agar operasional Ramadhan berjalan tertib dan damai.

“Sekali lagi saya himbau, mari kita jaga Ramadhan bersama. Ungkapkan keinginan dengan tertib dan damai. Semoga saudara-saudara kita umat Islam berpuasa dengan damai dan lancar sampai akhir,” kata Sigit.

Sementara itu, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM SI merencanakan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/4). Mahasiswa akan membuat enam point tuntutan dalam aksi demo tersebut.

Diantaranya adalah isu perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilihan umum 2024, dengan rencana demonstrasi di sekitar Istana Negara di Jakarta Pusat. Polda Metro Jaya akan melakukan pekerjaan arus lalu lintas di sekitar Istana Negara, Monas dan DPR RI.

Baca Juga : Kapolres Klaten, Bhayangkari dan Polwan Berbagi Kasih di Empat Lokasi

Exit mobile version