PolwanTerkini – Bukittinggi – Polwan RI menggelar kegiatan napak tilas polwan di Bukittinggi, Sumatera Barat dalam rangka memperingati hari jadi Polwan Ke-74. “Terima kasih sudah bersama-sama dan mari kita terus memperkuat persatuan kita sehingga kita bisa bangkit kembali,” jelas Irjen. Pol. Juansih, Sabtu (20/8/22).
Irjen. Pol. Juansih menjelaskan bahwa kegiatan seperti itu diperlukan ketika menghadapi situasi seperti ini. Menurut dia, hal itu juga mengimplementasikan atas instruksi Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
“Sejalan dengan arahan Kapolri kemarin, peningkatan interaksi dengan masyarakat, kegiatan yang mudah diakses, memungkinkan kita untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat kepada polisi, dan polwan dapat berbuat lebih banyak untuk mendukung Polri untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari masyarakat,” jelas Juansih .
Baca Juga : Polwan Polda Banten Gelar Bakti Kesehatan Jelang Hari Jadi Polwan Ke-74
“Kita harus terus bekerja keras untuk membantu Polri mendapatkan kepercayaan masyarakat. Semoga kita semua memahami dan menjaga semangat bagaimana polwan berkontribusi pada 25.700 orang di seluruh Indonesia, dan kita semua bertindak atas instruksi bapak Kapolri, bersama-sama masyarakat dalam bentuk kegiatan bantuan sosial atau kegiatan bakti religi membersihkan masjid, membersihkan gereja,” terang Irjen. Pol. Juansih.
HUT Polwan ke-74 digelar di Monumen Polwan Bukittinggi. Juansih mengatakan tugu itu dibangun pada 1993 oleh Kombes (purn) Koesbandiah dan Kombes (purn) Endang Yudana. Monumen kebanggaan Polwan dan salah satu destinasi wisata di Kota Bukittinggi.
“Karena sejak tahun 2015 situasinya sudah mulai kurang bagus. Sehingga perlu diperbaiki, dan Ibu Badrodin Haiti selaku angkat polwan Indonesia saat itu, ibu Apri bagaimana polwan memperbaiki icon polwan pada 2015,”jelas Irjen. Pol. Juansih.
Baca Juga : Jelang Hari Jadi Polwan Ke-74, Polwan Polres Bangil Adakan Bhakti Sosial
Sementara itu, Brigjen, Wakapolda Sumbar Brigjen. Pol. Edi Mardianto mengatakan Polwan Indonesia lahir di kota Bukittinggi pada tanggal 1 September 1948, ketika pemerintahan darurat Republik Indonesia menghadapi agresi militer Belanda yang kedua.
“Ketika terjadi evakuasi massal yang melibatkan laki-laki, perempuan dan anak-anak yang meninggalkan rumah mereka untuk menjauh dari pertempuran untuk mencegah penyusupan, pengungsi harus diperiksa oleh polisi, tetapi pengungsi perempuan tidak mau diperiksa jika mereka digeledah oleh polisi. polisi. Laki-laki,” jelas Wakapolda Sumbar.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia menunjuk SPN Bukit Tinggi untuk menawarkan pendidikan inspektur polisi bagi perempuan setelah memilih enam gadis remaja keturunan Minangkabau.
Baca Juga : Ketum Bhayangkari dan Polwan Beri Bantuan Bagi Warga Terdampak Rob
“Mulai mengikuti pendidikan inspektur Polisi di SPN Bukittinggi, sejak saat itulah dinyatakan lahir polisi wanita yang akan di panggil polwan, tugas polwan di Indonesia terus berkembang tidak hanya menyangkut masalah kejahatan wanita, tapi juga meliputi kasus-kasus anak-anak dan remaja hinggga bahkan sampai ke narkotika kenakalan anak-anak dan remaja, kasus perkelahian antara pelajar yang terus meningkat dan kasus kejahatan wanita yang memperihatinkan di masa ini adalah tantangan amat serius pospol polwan untuk lebih berperan dan membuktikan eksitensinya di tubuh polri,” jelas Wakapolda Sumbar.
Baca Juga : Polwan Olahraga Bersama Anak Yatim Piatu Jelang Hari Jadi Polwan Ke-74
Dapatkan informasi terupdate berita Polwan Terkini setiap hari dari Polwanterkini.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email polwanterkini@gmail.com. atau sosial media Polwanterkini lainya.
Jangan lupa subscribe youtube PolwanTerkini ya :
https://www.youtube.com/watch?v=1BbhpmNBf1I