Pasuruan – Bencana tanah gerak yang melanda Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik pada bangunan, namun juga memberikan dampak psikologis mendalam bagi para korban, khususnya pada anak-anak. Sebanyak 47 kepala keluarga yang terdiri dari 176 orang kini menjalani kehidupan di pengungsian, berusaha bangkit dari trauma yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.
Dalam upaya pemulihan psikologis anak-anak korban bencana, Polres Pasuruan Polda Jatim telah proaktif mengambil langkah-langkah untuk mengatur kegiatan pemulihan pascabencana. AKBP Jazuli Dani Iriawan, S.I.K, M.Tr.Opsla, Kapolres Pasuruan mengungkapkan bahwa trauma healing yang mereka lakukan bertujuan untuk menghilangkan ketakutan yang dirasakan anak-anak setelah bencana.
“Kita hibur anak-anak di lokasi pengungsian mulai dari bercerita hingga permainan, yang difasiliti oleh anggota Polres Pasuruan untuk melahirkan kecerian,” ungkap AKBP Dani.
Kegiatan yang dipimpin oleh Kasat Binmas Polres Pasuruan, Iptu Sunarti, di SDN 2 Cowek, lokasi pengungsian, ini menampilkan berbagai jenis permainan edukatif dalam trauma healing yang tidak hanya menyenangkan namun juga memiliki nilai terapeutik.
“Diharapkan trauma healing ini dapat memberikan semangat dan kebahagiaan kepada anak-anak supaya anak-anak kembali ceria,” tambah AKBP Dani, memastikan bahwa kegiatan terapi bermain anak menjadi salah satu strategi intervensi trauma anak yang efektif.
Menyikapi masalah bencana tanah gerak yang menjadi penyebab trauma, AKBP Dani menyatakan bahwa pemantauan terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya Dinas PU Cipta Karya. Kolaborasi dengan Ahli Geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sedang berlangsung untuk memastikan bahwa pendekatan psikososial bagi korban bencana dijalankan seiring dengan upaya penanggulangan bencana.
“Jadi untuk sementara warga yang terdampak diungsikan dulu sambil menunggu Dinas PU Cipta Karya Jatim bekerjasama dengan Ahli Geologi ITS untuk memetakan dan menganalisis fenomena ini,” jelas AKBP Dani.
Selain intervensi psikologis, Polres Pasuruan juga telah memberikan dukungan material kepada warga yang mengungsi, termasuk beras, mie instan, telur, dan kebutuhan pokok lainnya. Ini menunjukkan peran Polres Pasuruan dalam pemulihan trauma sekaligus penanganan kebutuhan dasar para korban.