Site icon polwanterkini.com

Torang Nusantara, Nyanyian Persatuan di HUT RI Ke-80

Torang Nusantara

Torang Nusantara

Memasuki usia delapan puluh tahun kemerdekaan, Indonesia berdiri sebagai bangsa yang telah melalui berbagai gelombang sejarah, dari perjuangan mengusir penjajah hingga menghadapi tantangan globalisasi. Lagu “Torang Nusantara” hadir sebagai pengingat yang kuat bahwa di tengah keragaman yang membentang dari Sabang hingga Merauke, ada satu hal yang tak berubah sejak 1945: kekuatan kita ada pada persatuan.

Sejak bait pembuka, lagu ini mengajak pendengarnya membayangkan Nusantara sebagai kepulauan emas nan indah, dengan hutan berbunga, laut yang damai, dan manusia yang hidup dalam keberagaman. Keindahan alam Indonesia dilukiskan tidak hanya sebagai anugerah, tetapi juga sebagai perekat yang menyatukan hati dan kekuatan rakyatnya. Dari hijaunya hutan dan birunya laut, menjulangnya gunung hingga terbentangnya sawah, semua berpadu membentuk gambaran tanah surga yang menjadi rumah bersama.

Liriknya kemudian bergerak menembus sekat-sekat sosial dan budaya, menegaskan bahwa meski berbeda suku, bahasa, adat, dan warna kulit, kita tetap satu dalam rasa. Ungkapan “Torang beda, tapi torang satu” dan “Torang baku sayang, sampe batu-batu” bukan sekadar rangkaian kata, melainkan manifesto kebangsaan yang menolak perpecahan. Kehadiran unsur musik, tari, baju adat, dan cerita rakyat di dalam lagu ini menjadi simbol kekayaan warisan budaya yang patut dijaga di tengah derasnya arus modernisasi.

Lirik Lagu Torang Nusantara

Suvarṇadvīpaṁ ramyaṁ
Vanāni puṣpitaṁ ca sāgaraḥ śāntaḥ
Pṛthivyāṁ mānuṣāḥ bahavaḥ
Eka-hṛdayaṁ, eka-śaktiḥ

(Intro – Spoken With Percussion)
Kepulauan emas nan indah
Hutan berbunga dan laut yang damai
Di tanah ini, manusia beragam
Satu hati, satu kekuatan

(Intro Pop Rock Percussion)

(Verse 1)
Dari Sabang sampai Merauke
Hutan hijau dan biru laut berseri
Gunung menjulang, sawah terbentang
Tanah surga yang tak pernah hilang

Burung cendrawasih menari
Di langit luas, bebas berseri
Rakyat tersenyum, tangan bersatu
Dalam damai, kita berpadu

Tapi sa liat, bukan cuma kita
Dari Aceh sampe Papua, semua luar biasa
Suku beda, tapi rasa sa pu rasa
Indonesia itu kaya, bukan cuma kata-kata

Torang beda, tapi torang satu
Torang baku sayang, sampe batu-batu
Baju adat, musik, tari, cerita
Ini Nusantara, bukan dong punya beta

(Chorus)
Ini Nusantara, rumah kita semua
Berbeda warna, satu jiwanya
Suku dan bahasa, adat dan budaya
Menyatu indah di bumi tercinta

Oh Ibu Pertiwi, engkaulah pelita
Kami menjagamu, dengan cinta
Bersama langkah, suara dan rasa
Kita kuat, kita… Indonesia!

(Verse 2)
Bambu berdenting di lereng desa
Anak-anak menari cerita
Kulit berbeda, hati yang sama
Dalam pelukmu, kami bahagia

Beta jalan sampe Bugis, Minang, Sunda
Torang duduk makan sama, lupa sapa punya
Torang beda, tapi torang kuat
Satu nusa, satu bangsa, satu niat
Sampai langit runtuh, tanah goncang
Beta tetap bilang: torang baku sayang

Ini Nusantara, rumah kita semua
Berbeda warna, satu jiwanya
Suku dan bahasa, adat dan budaya
Menyatu indah di bumi tercinta

Oh Ibu Pertiwi, engkaulah pelita
Kami menjagamu, dengan cinta
Bersama langkah, suara dan rasa
Kita kuat, kita… Indonesia!

Walau berbeda rupa dan suara
Tapi hati kita satu irama
Langkahmu langkahku, satu tujuan
Menjaga tanah penuh harapan

Yo! Ini beta pung tanah!
Dari timur sampe barat, torang pung arah
Yo! Ini Nusantara!
Penuh warna, tapi hati satu suara
Yo! Angkat tangan di udara
Kalau bangga jadi anak Indonesia
Yo! Ini beta pung tanah!
Torang jaga, sampe dunia dengar nama!”

Torang Nusantara dan HUT RI Ke-80

Dalam konteks peringatan HUT RI ke-80, pesan yang dibawa “Torang Nusantara” terasa semakin relevan. Delapan dekade kemerdekaan bukan hanya tentang melihat ke belakang pada perjuangan para pendahulu, tetapi juga menatap ke depan menuju Indonesia Emas 2045. Lagu ini mengingatkan bahwa mempertahankan kemerdekaan kini berarti merawat toleransi, melawan polarisasi, dan menjaga keharmonisan di tengah perbedaan. Seperti bait rap yang penuh semangat, “Yo! Ini beta pung tanah… Torang jaga, sampe dunia dengar nama!”, generasi muda diajak untuk mengambil peran aktif dalam menjaga tanah air agar tetap berdiri tegak dan dihormati dunia.

“Torang Nusantara” bukan sekadar karya musik, melainkan suara hati bangsa yang mencerminkan cita-cita kemerdekaan: hidup berdampingan dengan damai, saling menghargai, dan bangga sebagai bagian dari Indonesia. Di usia 80 tahun kemerdekaan ini, lagu tersebut menjadi pengingat bahwa keindahan sejati Indonesia tidak hanya terletak pada alamnya yang memukau, tetapi pada hati rakyatnya yang bersatu. Selama semangat itu terus dijaga, mimpi akan Nusantara emas di tahun seratus kemerdekaan bukanlah sekadar harapan, melainkan tujuan yang bisa kita capai bersama.

Baca Juga : Svara Bhayangkara Polri Bersinar dalam Kompetisi Paduan Suara Internasional Soegijapranata

Exit mobile version