Bantul – Kesuksesan panen jagung di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi sorotan bagi Irwasum Polri yang memberikan apresiasi terhadap Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, dan sinerginya bersama kelompok tani Pedukuhan Cangkring, Kelurahan Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul. Sinergi antara Polri dan pemerintah daerah tersebut telah menghasilkan panen perdana di lahan non-Lahan Baku Sawah (LBS) dengan produktivitas yang mengesankan, 7,32 ton/hektare, hampir setara dengan lahan sawah.
Kapolres Bantul menyatakan, “Setelah tiga bulan tanam, kita melaksanakan panen dan hasilnya cukup memuaskan. Setelah dihitung petani, dari satu hektare lahan memperoleh 7,32 ton untuk panennya. Ini mendekati atau hampir sama dengan hasil yang ditanam di lahan baku sawah.” Kinerja ini mencerminkan kunci sukses hasil tani melalui optimasi ketahanan pangan lokal dan strategi integrasi lahan non-LBS.
Sejalan dengan Kapolres Bantul, Komjen Pol. Dedi Prasetyo, selaku Ketua Satgas Ketahanan Pangan, mengakui bahwa panen jagung di Srandakan merupakan langkah signifikan dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Komjen Dedi Prasetyo menekankan, “Kolaborasi ini adalah kunci utama dalam mendorong swasembada pangan, khususnya jagung, sebagai bentuk kontribusi nyata POLRI dalam mendukung visi Presiden Prabowo Subianto.”
Melanjutkan topik peningkatan produktivitas jagung, hasil optimalisasi lahan tidur dan pekarangan telah mencapai ekspansi lahan yang signifikan, berkat adopsi teknologi pemantauan pertanian. “Ekspansi lahan ini merupakan hasil optimalisasi lahan tidur dan pekarangan, yang didukung teknologi monitoring berbasis data yang dihimput satgas ketahanan pangan Polri bersama stakeholder terkait untuk memastikan efektivitas penanaman,” jelas Dedi.
Kolaborasi sektor pertanian ini terbukti efektif dengan adanya laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 8 April 2025 lalu yang menyebutkan bahwa produksi jagung periode Januari-Maret 2025 meningkat signifikan. Luas area panen jagung pipilan Februari 2025 mencapai 0,33 juta hektare, naik 114,17% dari tahun 2024, dengan produksi jagung pipilan kering melonjak 122,43% menjadi 1,86 juta ton.
Di tengah pencapaian luar biasa panen jagung, Kasatgas Ketahanan Pangan mengingatkan kembali peran penting Polri sebagai fasilitator dan pengawas, bukan pelaksana teknis. Beberapa langkah yang telah diambil meliputi pembentukan 3.863 kelompok tani dan 710 kelompok wanita tani, memantau distribusi bantuan secara transparan melalui aplikasi Gugus Tugas Polri, melindungi petani dari praktik tengkulak nakal dengan menegakkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung Rp5.500/kg, dan mendukung operasional serta penyerapan oleh BULOG.
Dukungan pemerintah dalam swasembada jagung dan implementasi program pangan Polri disempurnakan melalui kerjasama dengan Pemda dan BULOG untuk memastikan penyerapan hasil panen jagung sesuai dengan HPP melalui MoU jaminan serap. Sinergi pengembangan sektor pertanian Bantul melalui inovasi pengelolaan pertanian berkelanjutan ini menjadi salah satu tonggak dalam menyukseskan kebijakan ketahanan pangan yang efektif.